Selasa, 20 September 2011

Peter Chretien

Seorang insinyur di Perancis, Peter Chretien, berhasil merancang dan mengembangangkan helikopter listrik berawak pertama atas permintaan Solution F. Helikopter listrik tersebut bahkan tercatat sebagai helikopter listrik berawak pertama di dunia yang berhasil terbang.

Chretien berhasil merancang helikopter tersebut dalam waktu 12 bulan saja. Seperti yang diberitakan Popular Science, Selasa (6/9/2011) helikopter listrik ini berhasil melakukan penerbangan pertama pada 12 Agustus 2011 yang lalu. Ketinggian pada penerbangan pertama adalah satu meter. Memang sangat sangat rendah. Walaupun demikian, ini tetap tak bisa diremehkan sebab berhasil mengalahkan helikopter listrik sebelumnya, Sikorsky, yang didesain tanpa awak.

Menciptakan helikopter listrik memang tidak mudah. Helikopter terkenal sebagai kendaraan yang "lapar" energi. Helikopter beda dengan pesawat yang hanya membutuhkan daya besar saat take off lalu beroperasi dengan daya minim saat di ketinggian dan landing. Chretien sendiri harus berpikir keras ketika Solution F memintanya merancang helikopter listrik berawak. Ia harus berpikir agar desain helikopter seramping mungkin, seringan mungkin dan seefisien mungkin sehingga bisa mengurangi energi yang dibutuhkan.

Hasil desainnya ada desain rotor co axial yang membuang kontrol cyclic yang berat dan rotor ekor yang tak efisien, dan lebih memilih "sirip" ekor yang simpel dan sistem baling baling yang memungkinkan pilot mengatur arah gerak helikopter. Chretien juga menggunakan bahan aluminum dan kantung polimer Lithium ion yang mudah menguap di bawah kursi untuk memastikan awak mendarat dengan nyaman dan selamat di permukaan kasar. Belum jelas apakah akan helikopter ini akan dikomersilkan. Demikian Info Kita yang berjudul Peter Chretien.

Jumat, 09 September 2011

Musim penghujan

Ping dari Info Kita untuk keyword Jasa Export Import dalam topik Musim penghujan. Memasuki musim penghujan, Oktober mendatang, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel mengkhawatirkan tanaman cabai akan rusak. Sehingga pihaknya mengimbau kepada petani cabai agar membuat screen house. Selain melindungi tanaman dari cuaca ekstrim, screen house juga bisa melindungi tanaman dari organisme pengganggu tanaman (OPT).

Pada saat musim hujan,tanaman cabai lebih rentan terhadap OPT,” kata Kepala Seksi Sayuran dan Biofarmaka Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nemmy Lahama di Makassar, kemarin. Dia menjelaskan, pada musim kemarau produksi cabai di Sulsel sangat bagus. Apalagi dilihat pada panen cabai di Pinrang, belum lama ini.

Lahan yang ditanami cabai di Pinrang sekitar 300 hektare (ha) tersebut, setiap 50 are mampu menghasilkan 10 ton. “Karena itulah kami minta kepada petani cabai agar selalu mewaspadai datangnya musim hujan, yang diperkirakan terjadi Oktober ini. Jangan sampai stok cabai rusak,” katanya. Salah satu cara yang akan dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan cabai yakni dengan membuat pengeringan cabai.

Pemerintah, kata dia, tak ingin melihat peningkatan produksi cabai di musim kemarau justru berkurang saat datangnya musim hujan. Pengeringan, kata dia, sangat bermanfaat karena stok cabai yang tidak langsung terjual bisa lebih tahan lama dan menghindarkan petani dari kerugian. Dinas Pertanian juga akan memberikan bantuan mesin pengering kepada petani cabai. Demikian Info Kita yang berjudul Musim penghujan.
 
 
Copyright © 2012 Info Kita All rights reserved Mas Hari
Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia